Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Pro Kontra Teori Evolusi, Sebuah Sudut Pandang Lain

   Telah lama kita tahu bahwa terdapat pendapat yang mengatakan manusia berawal dari adanya evolusi makhluk lain, tidak lain ialah sejenis kera. Teori ini terkenal dengan tokohnya yang kita semua tahu ialah Darwin. Namun, benarkah ini terjadi ? Apakah kita manusia, sebagai makhluk yang paling sempurna dalam penciptaan berasal dari evolusi makhluk lain ?
            Jamak kita temukan adanya pro dan kontra dalam masyarakat menanggapi teori ini. Tentu bukan sebuah barang atau isu baru jika hal ini kita telaah lebih lanjut. Teori evolusi berpendapat bahwasannya, dahulu sekali, pada awal munculnya makhluk ialah bermula dari zat mikroorganisme yang terbentuk secara automatic dalam proses pembentukan alam semesta. Jadi, alam semesta menjalankan sistemnya sendiri secara otomatis sehingga terbentuk zat-zat baru yang menghasilkan mikroorganisme tadi sebagai dasar (root) daripada munculnya makhluk-makhluk lain selanjutnya.
            Teori evolusi tersebut tidaklah sama sekali salah, meskipun mereka sama sekali tidak menyinggung tentang keberadaan Tuhan sebagai creator daripada terciptanya alam semesta ini. Pasalnya, apabila kita telaah lebih dalam, terdapat poin-poin yang logis dan terbukti kebenarannya, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan tentang kebenaran teori evolusi ini. Selain itu, menilik masalah legitimasi dalam lingkup pengetahuan awam, tentu saja teori ini secara mutlak dapat dikatakan ‘menang’ atas teori lain yang berseberangan dengannya.
            Disamping adanya teori evolusi tersebut, kubu yang pro tentu memiliki dasar yang bisa dikatakan kuat sebagai upaya untuk menyaingi adanya teori ‘tak berketuhanan’ sebelumnya. Ialah seorang berkebangsaan Turki bernama Harun Yahya (Adnan Oktar) dalam beberapa karyanya yang jelas menentang adanya teori evolusi tersebut. Ia seakan menjadi tombak terdepan dalam upaya ‘pembenaran’ atau lebih tepat disebut ‘pengembalian’ ilmu penciptaan makhluk tak lain diciptakan oleh Tuhan YME.
            Dengan tidak mengesampingkan aspek-aspek logika dan keilmuan yang telah paten digunakan dalam menilai kebenaran ilmiah suatu ilmu, teori ini berkeyakinan bahwa segala sesuatu diluarNya ialah Dia (Tuhan YME) yang menciptakan. Dengan artian, manusia, hewan, tumbuhan, dan segala sesuatu yang ada di dunia ini bukan hanya terbentuk daripada adanya mikroorganisme atau zat sangat kecil lain yang mengalami evolusi, tapi karena adanya proses penciptaan olehNya, meski kita sebagai salah satu ciptaannya berpendapat bahwa hal itu ialah mustahil terjadi. Disinilah terletak adanya sub-sub masalah yang muncul sebagai akibat adanya teori yang berpegang pada keyakinan proses penciptaan olehNya dengan teori evolusi yang mengedepankan aspek-aspek logika dan rasionalitas, serta nalar akal pikiran manusia.
            Dalam sudut pandang keilmuan Biologi selama ini, benar adanya jika suatu spesies akan berkembang dengan adanya stimulus baik berupa percampuran antar sel, karena faktor lingkungan dan sebagainya. Kita tahu bahwa hal tersebut ialah sesuatu yang benar dan wajar. Namun hal tersebut belum dapat kita jadikan sebagai suatu acuan yang kuat sebagai alasan dalam pembenaran teori evolusi, apalagi teori selain itu.
            Namun penulis berpendapat, sebenarnya kita dapat menarik sebuah kesimpulan baru, titik temu dari adanya pro-kontra tentang teori manakah yang seharusnya benar terjadi. Jika kita simak kembali penjelasan teori-teori sebelumnya, jelas bahwa keduanya tidaklah memiliki ketumpang-tindihan antara satu dengan yang lain. Hanya terdapat perbedaan sudut pandang yang sangatlah wajar terjadi dalam menilai suatu fenomena (penciptaan dan terbentuknya makhluk). Kita sebagai insan yang mengharuskan berpikir dan memutuskan segala sesuatu berdasar realitas logika yang rasional tentu tidak boleh mengesampingkan aspek moralitas. Moralitas di sini ialah tentang kepercayaan adanya ‘campur tangan’ Tuhan YME dalam proses penciptaan.
            Mari kita mengandai-andai, apabila teori yang diutarakan Darwin ialah benar bahwa kita manusia berasal dari mahkluk sejenis Kera karena mereka sebelumnya juga telah melakukan evolusi-evolusi yang rumit sehingga terbentuk kita yang sekarang, sangat memungkinkan adanya kekuatan di atas segalanya yang secara mudah kita artikan bahwa Tuhan YME memberikan ‘acc’ terhadap fenomena evolusi tersebut. Artinya, biarlah proses evolusi tersebut terjadi, namun keputusan tentang jadi atau tidaknya proses ini semua bergantung pada kekuasanNya. Yang perlu kita garis bawahi di sini ialah, sekali lagi penulis tekankan dalam sudut pandang kacamata penulis yang belum luas akan pengetahuan akan teori-teori ini, namun secara awam sinergi antara teori tersebut sangatlah mungkin terjadi. Di satu sisi teori evolusi ialah mengandung kebenaran secara logika, dan di sisi lain teori adanya kekuatan Tuhan sangat dibutuhkan demi terciptanya proses sempurna berkembangnya makhluk hingga menjadi manusia sampai saat ini.
            Pada akhirnya dapat kita simpulkan bahwa sebenarnya tidak ada yang salah mengenai teori-teori tersebut. Hanyalah kita dituntut untuk lebih bijak dalam menyikapi fenomena pro-kontra yang terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama ini. Kita sebagai manusia hendaknya tetap berpegang pada aspek-aspek moral, dengan tidak mengesampingkan aspek logika realitas yang terjadi dengan adanya bukti-bukti yang ada.

sumber: http://dioferdyan-fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-60966-IAD-Pro%20Kontra%20Teori%20Evolusi,%20Sebuah%20Sudut%20Pandang%20Lain.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar